Nama : Puji Lestari
NPM : 19210521
Kelas : 3ea17
Karangan
Ilmiah dan Non Ilmiah
Karya ilmiah lazim juga disebut karangan ilmiah.
Lebih lanjut, Brotowidjoyo menjelaskan karangan ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang
baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh
hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut
metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya (Susilo, M. Eko,
1995:11).
Karya ilmiah atau dalam bahasa Inggris (scientific
paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian
atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan
penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada
dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.
Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung
dalam karya ilmiah biasa dijadikan acuan (referensi) ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Isi (batang tubuh) sebuah
karya ilmiah harus memenuhi syarat metode ilmiah. Menurut John Dewey ada 5
langkah pokok proses ilmiah, yaitu (1) mengenali dan merumuskan masalah, (2)
menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis, (3) merumuskan
hipotesis atau dugaan hasil sementara, (4) menguji hipotesis, dan (5) menarik
kesimpulan.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa
dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum,
dan skripsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan
penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu
makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran
ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang
ditulis pakar-pakar dalam bidang tertentu yang dipelajari. Penyusunan laporan
praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan
kemampuan menyusun laporan penelitian. Dalam beberapa hal, ketika mahasiswa
melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang melakukan verifikasi terhadap proses
penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum
didesain pula untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
-
Ciri Karya Ilmiah
Secara ringkas, ciri-ciri karya ilmiah dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Objektif.
Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data
yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi.
Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti
yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek
(memvertifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2. Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan
atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan
pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat
mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3. Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan
sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan,
klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa
mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
4. Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang
digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan
suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud
membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
5. Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya
ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau
ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan
sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan
hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
6. Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan
alias hemat. Kata-katanya jelas atau tidak berbelit- belit (langsung tepat
menuju sasaran).
7. Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.
Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non Ilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah
yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan
dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan
nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat
penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan
nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang
signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati
dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu
hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian
antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan
pengamatan atau observasi. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis.
Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu
dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya,
tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis
dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah
yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah
disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah
populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan
semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan
bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan
nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika
dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu
tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat
mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan
pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika
diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah
konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan
karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk,
karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat
pada karangan semiilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah,
semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam
karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang
tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai,
resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat,
cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara
penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah
ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya
bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun
kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat (1) emotif:
kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan
dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan
untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup
informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan
subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
KARYA NON ILMIAH
Karya tulis non-ilmiah (karya non ilmiah) adalah
karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya tulis non-ilmiah itu pun
bervariasi bahan topiknya dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung
oleh fakta umum. Bahasanya mungkin kongkret atau abstrak, gaya bahasanya
mungkin formal dan teknis, atau formal dan populer.
Karya tulis ilmiah dapat dibedakan dengan karya
tulis non ilmiah, dimana karya tulis non ilmiah sangat bersifat subjektif.
Sifat karya non ilmiah :
Emotif, lebih merupakan refleksi dari sebuah
perasaan yang terkadang melampaui kebenaran.
Persuasif, yaitu bersifat mempengaruhi pikiran
pembaca.
Deskriptif subjektif, dalam arti tidak didukung oleh
data dan fakta.
Terkadang over claiming. Karya-karya non ilmiah ini
terutama dapat dilihat dalam bentuk karya-karya seni, seperti cerpen, novel,
puisi, komik, dan lain-lain yang sejenisnya.
Macam-macam karya non ilmiah :
Cerpen. Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek
yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi
yang lebih panjang.
Dongeng. Merupakan suatu kisah yang diangkat dari
pemikiran fiktif dan kisah nyata, diakhir cerita biasanya mengandung pesan
moral.
Roman. Sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau
ganjaran yang isinya menggambarkan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi
jiwa masing-masing.
Novel. Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan
naratif, biasanya dalam bentuk cerita.
Drama. Suatu bentuk karya sastra yang memilki bagian
untuk diperankan oleh aktor.
KARANGAN SEMI ILMIAH
Karangan semi ilmiah adalah karangan yang
menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan. Penulisannya pun tidak semi
formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah. Penulisan yang baik dan
benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya
teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya
atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi. Jenis karangan semi
ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam opini, editorial, resensi,
anekdot, hikayat, dan karakteristiknya berada diantara ilmiah. Karangan semi
ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum tetapi tidak
seperti metode ilmiah yang sintesis analitis karena sering dimasukkan karangan
non ilmiah.
Karangan semi ilmiah sering disebut karangan
ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan
semi ilmiah ini dengan karangan ilmiah dan non ilmiah. Finoza (2005:193)
menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan karangan semi ilmiah, ilmiah,
dan non ilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan.
Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu
tertentu, dalam karangan semi ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut
sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semi ilmiah lebih
mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus.
Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati
kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis,
sedangkan karangan semi ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari
segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaries) yang tidak
selalu terdapat pada karangan semi ilmiah.
sumber :